Pesona Magis Tari Caci Manggarai-Flores

Berkunjung ke Flores kamu tidak hanya akan melihat banyaknya pemandangan indah dan syahdunya Labuan Bajo, Pulau Komodo ataupun pulau-pulau lainnya yang cukup promising. Flores mempunya budaya yang cukup menarik dan unik untuk ditelisik lebih jauh lagi. 

Dan ketika berkunjung ke Flores, saya tidak hanya disuguhkan oleh keindahan alam dengan daya tarik luar biasa yang membuat saya ingin kembali kesana lagi. Ya, jika selama ini saya hanya memandangi Labuan Bajo hanya dari internet dan postingan teman-teman saja, perjalanan kali ini seperti mimpi rasanya.  



Berapa banyak sih Budaya yang ada di Indonesia ? jawabannya tentu saja banyak sekali. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Tari Caci di Manggarai, Flores. Mendapat kesempatan langka untuk menyaksikan sendiri tarian ini merupakan pengalaman berharga yang tidak terbayar dengan nominal. 

Pagi itu kami bersiap menyusuri jalan untuk mengunjungi satu desa Liang Ndara, Manggarai, dimana pertunjukan Tari Caci selalu digelar. 

Desa Manggarai ini tidak begitu jauh, dengan hanya menempuh perjalanan selama kurang lebih 30-40 menit saja dari Labuan Bajo, kami sampai dan di sambut oleh Kepala adat Desa tersebut. Tari Caci adalah salah satu tarian tradisional dari Manggarai, Flores. Jenis tarian unik yang cukup bermakna dalam bagi masyarakat Flores. 

Tarian ini bermakna tari perang yang sekaligus permainan rakyat. Penarinya sendiri yaitu dua laki-laki, satu lawan satu yang menggunakan perisai dan cambuk. Kata Caci sendiri mempunyai arti yaitu Ca berarti satu dan Ci artinya uji. Ini untuk membuktikan siapa yang benar dan salah. Tarian ini biasanya dilakukan saat musim panen atau saat upacara adat besar lainnya. Kenapa begitu bermakna ? 



Karena ini adalah salah satu wujud dari rasa syukur mereka terhadap apa yang sudah Tuhan berikan kepada mereka. Keren yah ! Saat kami datang, sudah ada beberapa orang Penari Caci yang bersiap diri untuk menari dengan perisai dan cambuk mereka. Acara sambutan adat dari kelompok sanggar di desa setempat juga tak kalah menariknya saat menyambut kami datang kesana. 

Tubuh kekar penari ini menyiratkan mereka adalah orang-orang yang cukup kuat untuk melakukan tarian ini. Seperti sudah biasa melakukannya. Bisa dibayangkan betapa kuatnya mereka jika melontarkan cambuk ke lawannya. Kostum mereka pun tak kalah menariknya. Menggunakan celana bahan yang longgar dan sarung songket khas Manggarai, serta songket hitam yang digunakan sebagai ikat pinggang pengencang celana. 

Tak lupa juga mereka memakai ikat kepala dengan lapiran yang berwarna warni. Nah, hiasan kepala ini tidak hanya digunakan sebagai hiasan saja ternyata. Bentuknya menarik seperti tanduk yang berfungsi sebagai pelindung wajah agar tidak terkena pecutan lawan. Pemukul pertama sebutannya adalah Paki. 

Pegangan pecutnya dililitkan kulit kerbau. Pecut yang digunakan juga terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang sudah dikeringkan. Nah, diujung pecutnya ini kemudian dipasangkan kulit kerbau tipis. Sebutannya Lempa atau Lidi Enau yang masih hijau, sebutannya Pori. 




Kemudian penari yang berperan sebagai penangkisnya disebut Ta’ang. Dia akan menangkis lecutan lawan dengan perisainya yang disebut Nggiling. Perisai dipegang dengan sebelah tangan. Kemudian tangan satunya lagi memegang busur penangkis. Busur bambu yang terjalin dengan rotan sebutannya adalah Agang atau Tereng. 

Perisainya sendiri bentuknya bundar dan juga dilapisi dengan kulit kerbau yang juga sudah dikeringkan. Diiringi dengan musik tradisional Flores menggunakan gendang dan gong, sungguh pemandangan tarian ini terasa sekali magisnya. 

Tari caci ini juga penuh dengan simbolisme kerbau yang dipercaya sebagai hewan yang kuat dan ganas bagi masyarakat Manggarai. Bagi mereka, Tarian ini dimaknai sebagai pesta besar. Biasanya Desa ini memotong beberapa kerbau untuk makanan para peserta dan juga penontonnya. 

Bagai tersihir, kami semua yang menonton tanpa sadar juga ikut mendengangkan badan berjoget mengikuti alunan musik tradisional serta pantun-pantun yang dilantunkan. Terdengar juga para penari yang sesekali berteriak sekejal ketika cambuk melayang ke badan lawan. Ah, ingin kembali lagi kesini rasanya. Yuk ! 






Foto: @griskagunara

Bagi kalian yang ingin juga ingin menonton tarian caci bisa cek info ini ya: 

Sanggar Riang Tana Tiwa Liang Ndara di Desa Meliling, Manggarai, Flores. 

Kristoforus Nison : 62-852-3950-3379 

Stef Hasima : 62-821-4563-3638 


Atau kunjungi www.floresecotourism.com 

(Artikel ini pernah di post di Travelnatic Magazine

[Griska R Gunara/End] 


Comments

  1. awal kenal Mba Griska nih di sini. Hehe. Foto2nya selalu cakep memang.
    Aku ijin save nomor beliau2 di atas ya. InsyaAllah mau silaturahmi lagi :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo Hannif.

      semoga bisa bersua kembali sama Hannif juga segera ya.

      terima kasih banyak sudah mampir di rumah baru ini. hehe.

      Delete

Post a Comment

Popular Posts